chaeruddin al-mandary

Selasa, 16 April 2019

NAYA


Pada wajahmu yang bening
Kutemukan selaksa hening
Pada matamu yang tak bergeming
Kudapatkan sejuta kemuning

SIMFONI AKHIR TAHUN


Meski desir angin dan rinai hujan
tak pernah memberiku ruang
tapi hatiku tetap mendekap harapan
semoga daun citaku yang berguguran
akan berganti sejuta kuncup asa di tahun depan

KEYAKINAN

meski sering kali kau hilal-kan dirimu di hadapanku
tapi aku akan senantiasa purnama-kan dirimu di hatiku

BERSAMAMU

meski sulit pahami langkahmu
senantiasa kukuatkan hatiku
karena kuyakin pada janjimu
tuk temani aku hingga ke hulu

JENDELA

Aku merindukan hadirnya rinai hujan
menghilangkan debu di kaca jendela
dan mengantinya dengan bianglala
yang menghiasi lubang di dalam dada

Yudisium

dalam asuhan malam-malam yang berlalu
hilal kecil akhirnya menjelma purnama
dalam asuhan semester-semester yang belalu
mahasiswa kecil itu akhirnya menjadi sarjana

Ruang seminar FIB 201 Unhas 

DI RUANG KELAS

menatap wajah-wajah yang masih hijau
yang duduk berjejer pada deretan bangku kayu
dalam ruangan yang sama tempat dulu aku
melewati semester-semester yang berlalu
menyadarkanku akan kuasa waktu
mungkin suatu saat nanti
satu dua wajah itu
akan menjelma menjadi aku yang lain
dan menjadi pusat tatapan
wajah-wajah yang masih hijau.
yang duduk berjejer pada deretan bangku kayu.

FIB 218, 22 Januari 2012

Minggu, 03 Februari 2019

CERITA HUJAN

ketahuilah ,
bukanlah tentang seberapa lamanya
kita basah bersama di bawah tetesan air hujan
tapi tentang seberapa dalam kenangan tentangku
tetap menggenang di lubang ingatanmu 

ingatlah ,
akan ada masanya angin kemarau berhembus
menyesakkan rongga di dadamu
dan menawarkan musim yang lain di hatimu

Staycoffe Sudiang, 03-02-19

MISTERI RASA

Ketahuilah,
cinta ini benar-benar kubangun dengan serius
murni lahir dari rasaku yang tulus
tapi, mengapa padaku kau tetap berlaku misterius
liar seperti margasatwa yang tak terurus

Staycoffe Sudiang, 03-02-19

Sabtu, 02 Februari 2019

PUISI HUJAN 1

Januari yang basah ini selalu mengingatkanku pada kisah lampau
sebuah kenangan yang semakin jauh untuk dijangkau
serupa pulau yang selalu ingin didatangi sang perantau
sepenggal cerita bahagia masa kanak-kanak pasti kan selalu kemilau
ia takkan bisa belalu
meski kita selalu halau

Gallang Coffee, 02-02-19

SAJAK PAYUNG 2

Maaf,
jika pada musim hujan ini
aku tak membelikanmu payung seperti biasanya
ingin kubiarkan tubuhmu basah dalam derasnya air hujan
.
agar kamu tahu bahwa hujan
adalah karib yang tak perlu dihindari
agar kamu tahu bahwa tetesnya yang meski perlahan
akan mampu menggenapkan kisah ganjil tengtangku
yang mungkin pernah mengisi ruang di hatimu
.
StayCoffe, Sudiang

SAJAK PAYUNG 1

Maaf,
jika pada musim kemarau
aku tidak pernah memperhatikan kamu
bahkan kubiarkan kamu berselimut debu sendirian
.
kini sungguh aku sadar akan khilafku
kamu yang kuanggap tak berarti 
ternyata kini sangat aku butuhkan
saat hujan yang deras itu datang melanda
membuat tubuhku basah dan kedinginan

Staycoffe, Sudiang