chaeruddin al-mandary

Jumat, 20 Maret 2020

VIRUS CORONA


Tiba-tiba di kerumunan kita saling bertatapan 
dengan menyimpan rasa curiga di pikiran masing-masing, 
bahkan kini kita berusaha menjaga jarak 
padahal itu tak pernah kita lakukan sebelumnya.
aku berpikir, jangan-jangan kamu sudah.....
kamu berpikir, jangan-jangan aku sudah.....
mungkinkah kita mengkhawatirkan hal yang sama
Ah, semoga saja semua ini segera berlalu
 

Kamis, 26 Desember 2019

ALARM

Alarm terindah di setiap subuhku
adalah tangis anak bungsuku
yang merdu meski tanpa biola.

SIA-SIA

Sungguh sia-sia
menghapus airmata di pipi
tanpa menghentikan sumbernya
yang berhulu di kedalaman hati

Sabtu, 20 April 2019

DOA DI TPS

Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa
Berikan kami para penguasa
Penggengam tongkat serupa musa
Agar mampu memimpin bangsa
Dengan segala asa

Wahai Tuhan Yang Maha Bijaksana
Anugerahi kami para pembina
Yang bisa memahami makna
Agar mampu mengantar nusa
Menuju puncak kencana

Wahai Tuhan Yang Maha Rahim
Berikan kami pemimpin alim
Yang tabah serupa Ibrahim
Agar tidak berlaku zalim
Kepada bangsa yang kian miskin

Wahai Tuhan Yang Maha Adil
Jauhkan kami pemimpin jahil
yang serakah serupa qabil
yang tak mampu membaca dalil
Dalam bangsa yang semakin kerdil

Selasa, 16 April 2019

KEPASTIAN

kepastian apa lagi yang kau butuhkan dariku
jika aku aku telah pasrahkan setiap desahku
larut dalam kabut nafasmu

RAGU

jika engkau hanya memiliki pandangan hitam putih,
maka bagaimana engkau akan hidup pada dunia yang penuh warna warni.

NAYA


Pada wajahmu yang bening
Kutemukan selaksa hening
Pada matamu yang tak bergeming
Kudapatkan sejuta kemuning

SIMFONI AKHIR TAHUN


Meski desir angin dan rinai hujan
tak pernah memberiku ruang
tapi hatiku tetap mendekap harapan
semoga daun citaku yang berguguran
akan berganti sejuta kuncup asa di tahun depan

KEYAKINAN

meski sering kali kau hilal-kan dirimu di hadapanku
tapi aku akan senantiasa purnama-kan dirimu di hatiku

BERSAMAMU

meski sulit pahami langkahmu
senantiasa kukuatkan hatiku
karena kuyakin pada janjimu
tuk temani aku hingga ke hulu

JENDELA

Aku merindukan hadirnya rinai hujan
menghilangkan debu di kaca jendela
dan mengantinya dengan bianglala
yang menghiasi lubang di dalam dada

Yudisium

dalam asuhan malam-malam yang berlalu
hilal kecil akhirnya menjelma purnama
dalam asuhan semester-semester yang belalu
mahasiswa kecil itu akhirnya menjadi sarjana

Ruang seminar FIB 201 Unhas