Malam ini air hujan kembali membasahi atap rumahku yang terbuat dari
seng merek Sermani. Saya tidak tahu mengapa malam ini saya begitu larut
menikmati bunyi tiktak-tiktak air hujan ketika menerpa atap
rumahku. Atap yang dulunya menyilaukan mata kini berganti warna
kecoklatan krn dimakan usia.
Malam ini saya ingin duduk saja,
ya, saya ingin duduk saja disini sambil memandangi butiran air hujan
yang berwarna keemasan saat diterpa cahaya lampu di teras. Semakin lama
saya pandangi butiran air hujan itu
semakin kelam saja warnanya. Tetesan air hujan seolah menjelma menjadi
tali-temali yang terulur dengan rapihnya menyerupai arsiran yang sering
saya gambar ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ya saya ingat
waktu itu saya paling suka menggambar rumah yang diterpa hujan. Dan gambar
tepi atap selalu saya beri arsiran halus sebagai gambar air hujan.
Malam-malam di bulan Januari seperti biasanya akan selalu menciptakan
suasana yang lembab di teras rumahku. Tapi malam ini terasa begitu lain,
karena kelembapan itu kini tiba-tiba berpindah pada kedua bola mataku.